Laman

Tuesday, 15 November 2011

Laporan Praktikum Zoologi Invertebrata Planaria sp

Laporan Praktikum Zoologi Invertebrata Planaria sp Disusun oleh: Kelompok 5 Ika Siti Rikayah Nashri Sobariah Sukarya Zaenal Rahayu Utami Desy Lestari DASAR TEORI Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat atau bentuk rabdit (Yunani : rabdit = tongkat). Hewan ini biasanya hidup di air tawar yang jernih, air laut atau tempat lembab dan jarang sebagai parasit.Tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat hisap. Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi dengan cara memotong tubuhnya. Contoh Turbellaria antara lain Planaria dengan ukuran tubuh kira-kira 0,5 – 1,0 cm yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari.Permukaan tubuh Planaria bersilia dan kira-kira di tengah mulut terdapat proboscis (tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar) Cacing pipih belum mempunyai sistem peredaran darah dan sistem pernafasan.Sedangkan sistem pencernaannya tidak sempurna, tanpa anus.Contoh Platyhelmintes adalah Planaria. Planaria mempunyai sistem pencernaan yang terdiri dari mulut, faring, usus (intestine) yang bercabang 3 yakni satu cabang ke arah anterior dan 2 cabang lagi ke bagian samping tubuh. Percabangan ini berfungsi untuk peredaran bahan makanan dan memperluas bidang penguapan.Planaria tidak memiliki anus pada saluran pencernaan makanan sehingga buangan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut. Sistem ekskresi pada cacing pipih terdiri atas dua saluran eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal (punggung). Kedua saluran eksresi tersebut bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api (flame cell). Sistem saraf berupa tangga tali yang terdiri dari sepasang ganglion otak di bagian anterior tubuh.Kedua ganglia ini dihubungkan oleh serabut-serabut saraf melintang dan dari masing-masing ganglion membentuk tangga tali saraf yang memanjang ke arah posterior.Kedua tali saraf ini bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Sistem saraf Planaria Reproduksi pada cacing pipih seperti Planaria dapat secara aseksual dan secara seksual.Reproduksi aseksual (vegetatif) dengan regenerasi yakni memutuskan bagian tubuh.Sedangkan reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan dua sel kelamin pada hewan yang bersifat hemafrodit.Sistem reproduksi seksual pada Planaria terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum, kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis, pori genital dan penis. Selanjutnya perhatikan gambar reproduksi aseksual Planaria di bawah ini! Gambar Reproduksi aseksual Planaria A. Terpotong secara alami B. Dibelah dua C. Dibelah tiga RUMUSAN MASALAH Apakah planaria memeiliki daya regenerasi yang tinggi? Variabel bebas : jenis pembelahan Variable terikat : Planaria Variable ekstra : cahaya, jenis dan volume air, waktu dan ukuran Planaria Bagaimana respon Planaria terhadap zat – zat kimia dan cahaya? Variabel bebas : zat - zat kimia dan cahaya Variabel terikat : Planaria Variable ekstra :ukuran planaria HIPOTESIS Planaria memiliki daya regenerasi yang tinggi Planaria memiliki respon terhadap zat-zat kimia dan cahaya RANCANGAN PERCOBAAN Alat dan bahan : Cawan petri Pipet Gelas ukur Air Planaria ukuran sama Lup Pisau / kater Larutan KOH Larutan NaCl Larutan H2SO4 Larutan sukrosa senter langkah kerja Pembuktian Planaria memiliki regenerasi tinggi Masing – masing cawan petri di isi dengan air 25 ml Masukan planaria berukuran sama, satu ekor percawan petri Perlakuan pembelahan planaria secara horizontal 2, horizontal 3, vertical 2, horizontal 4 Perlakuan pada no 3 dilakukan pada planaria yang berbeda cawan petrinya Amati selama ± 14 hari Respon Planaria terhadap zat – zat kimia dan cahaya Respon terhadap zat – zat kimia Masukkan planaria pada 4 cawan petri masing – masing satu ekor Teteskan larutan KOH, NaCl, H2SO4 dan sukrosa pada masing – masing cawan yang berbeda Amati, apa yang terjadi pada Planaria tersebut Respon terhadap cahaya Planaria letakan dalam cawan petri Arahkan pada cahaya atau arahkan senter pada planaria tersebut Amati apa yang terjadi planaria tersebut DATA PENGAMATAN Pembuktian Planaria memiliki regenerasi tinggi Hari ke- Vertikal Horizontal 2 Horizontal 3 Horizontal 4 K P E K P1 P2 E 1 2 2 2 0,6 1 0,4 0,5 0,4 0,2 0,6 3 4 5 6 7 *K:kepala, P: Perut, E: Ekor Respon Planaria terhadap zat – zat kimia dan cahaya Rangsangan zat-zat kimia No Jenis zat Respon 1 KOH Menghindar 2 NaCl Menghindar 3 H2SO4 Menghindar 4 SUKROSA Mendekati Rangsangan terhadap cahaya Perlakuan Respon Cahaya Menghindar PEMBAHASAN Pembuktian planaria memiliki regenerasi tinggi Berdaya regenerasi Planaria sp. sangat unik, dimana planaria mampu memperbaiki bagian tubuh yang tidak sempurna menjadi bagian yang utuh seperti semula dalam waktu yang relatif singkat. Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Aziz Aboobaker ini, memperlihatkan sebuah gen bernama 'Smed-prep'. Gen inilah yang berperan memperbaiki dan menumbuhkan lagi anggota badan seperti kepala dan otak pada cacing Planaria. cacing Planaria berisi sel induk dewasa yang secara konstan membagi diri dan bisa berubah menggantikan semua jenis sel tubuh yang hilang. Cacing ini juga memiliki sekumpulan gen yang bekerja menumbuhkan bagian tubuh yang terpotong dengan ukuran yang pas serta di tempat yang tepat.kehadiran Smed-prep sangat penting sehingga kepala dan otak yang teramputasi bisa tumbuh kembali di tempat yang tepat.Selain itu, sel induk cacing masih bisa 'dibujuk' untuk membentuk sel otak akibat dari aktivitas gen lain yang tidak berhubungan. Tanpa Smed-prep, sel-sel ini tidak mengatur diri mereka untuk membentuk otak secara normal. Respon Planaria terhadap zat-zat kimia Planaria memiliki respon terhadap zat-zat kimia baik berupa respon positif atau menerima stimulus maupun negatif atau menolak stimulus. Zat-zat kimia yang di gunakan pada percobaan yaitu berupa KOH, NaCl, H2SO4, dan Sukrosa. Pada percobaan planaria menghindari ketiga macam zat yaitu KOH, NaCl, danH2SO4.Sedangkan pada zat sukrosa, planaria mendekati zat. Maka dapat disimpulkan bahwa planaria memberikan rangsangan positif terhadap zat sukrosa. Planaria merupakan pemakan makanan yang beraneka ragam (versatile feeder), ia juga mampu mencari-cari dan memakan bangkai hewan lain yang telah mati. Dalam tubuh hewan terdapatnya beberapa jenis glukosa yang digunakan dalam sistem metabolisme untuk menghasilkan energi.Sukrosa merupakan salah satu kelompok glukosa yang polisakarida.Makaa itu sukrosa merupakan indikator positif terhadap respon planaria sebagai akibat sukrosa merupakan indikator sumber makanan. Planaria sangat rentan terhadap zat-zat kimia yang berbahaya seperti KOH dan H2SO4. Respon planaria terhadap cahaya Hasil pengamatan menunjukkan bahwa cahaya merupakan rangasangan terhadap planaria dengan respon yang negatif yaitu menjauhi arah cahaya.Sebagaimana struktur tubuhnya memiliki matayang disebut dengan eye spot merpakan bintik mata yang sensitif terhadap cahaya matahari sehingga planaria lebih banyak menghasbiskan banyak waktu di bawah bebatuan atau daun-daun. Berdasarkan hasi KESIMPULAN planaria mampu memperbaiki bagian tubuh yang tidak sempurna menjadi bagian yang utuh seperti semula dalam waktu yang relatif singkat dan memiliki respon terhadap zat-zat kimia baik berupa respon positif atau menerima stimulus maupun negatif atau menolak stimulus DAFTAR PUSTAKA http://harveymoningka.wordpress.com/zoologi-invertebrata-fillum-platyhrlminthes/ http://www.google.co.id/search?q=planaria&um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&tbm=isch&ei=SWDATrDBFIb3rQeRq4DEAQ&start=20&sa=N

No comments:

Post a Comment