LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PEMBIAKAN JAMUR (TA)
Disusun Oleh:
Kelompok
5 Biologi 2010
Indri Hardianti
Rahayu Utami
Ika Siti Rikayah
Nurbaiti Yasin
Patonah
Noviandri M
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIAH SUKABUMI
2013
PEMBIAKAN JAMUR (TA)
I.
Tujuan
:
·
Mempelajari
sifat-sifat koloni jamur pada media agar
·
Memahami
cara mengisolasi suatu bakteri untuk mendapatkan biakan
murni
·
Mengidentifikasi
jenis jamur yang tumbuh
II. Dasar Teori
Mikroorganisme dilingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam
populasi campuran dalam kehidupan berkoloni, sangat jarang suatu mikroorganisme
ditemukan sebagai spesies tunggal. Untuk mengidentifikasi suatu mikroorganisme
memerlukan suatu populasi yang terdiri dari suatu macam spesies mikroorganisme
mana saja sehingga spesies tersebut harus dipisahkan dari organism lain dan
ditumbuhkan menjadi biakan murni.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat
yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya
relative cepat. Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme
memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Jamur yang mikroskopis seringkali kita jumpai di udara terbuka dan
biasanya hidup sebagai safropit pada makanan-makanan yang yang disimpan dalam
waktu yang lama.Jamur hidup berkoloni, setiap koloni jamur dapat diidentifikasi
dengan melihat warna koloni dan melihat bentuk jamur di bawah mikroskop.
III.
Prosedur Percobaan
3.1
Alat
dan Bahan:
·
jarum
inokulasi
·
media
TA
·
aquadest
·
pembakaran
spirtus
·
pipet
tetes
·
incubator
·
cawan
petri
·
aotuklap
3.2 Prosedur Kerja:
Pembiakan jamur menggunakan media TA
·
Untuk jamur dari
udara, bukalah cawan perti agar di atas meja selama satu jam kemudia tutup kembali.
·
Untuk
jamur dari makanan, haluskan beberapa bahan makanan kemudian taburkan diatas
cawan.
·
Semua
cawan diinkubasi pada suhu 22-30oC selama 4x 24
jam. Amati setiap hari koloni mikroorganisme tumbuh.
·
Identifikasi
setiap koloni mikroorganisme yang tumbuh dengan melihat warna koloni dan bentuk
jamur di bawah mikroskop.
IV.
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
4.1
Hasil Pengamatan:
pengamatan jamur oncom (Neurospora
sitophila )




4.2
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan pembiakan pada jamur (TA)
sebagai bahan amatan. Jamur merupakan tumbuhan yang berinti, berspora, dan
tidak berklorofil, berupa sel atau benang yang bercabang-cabang, dengan dinding
dari selulosa atau dari kitin atau dari keduanya dan umumnya berkembang biak
secara seksual dan aseksual. Jamur ini tergolong tumbuhan thallus karena belum
bisa dibedakan antara bagian batang, daun, maupun akarnya.
Jamur
banyak terdapat dilingkungan yang bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti
bola, gada, payung dan sebagainya. Jamur berada pada tempat yang lembab dan
mengndung sisa-sisa organik, pada kayu yang lapuk, tempat buangan sampah,
terutama banyak tumbuh ketika musim hujan. Bila dibandingkan dengan tumbuhan
tingkat tinggi, jamur memiliki ciri sebagai berikut : tubuh buahnya merupakan
tallus, sedangkan tumbuhan bagian-bagiannya telah memiliki akar, batang dan
daun yang sebenarnya.
Jamur
adalah mikrooragnisme eukariotik Jamur tidak hidup secara autotrof karena tidak
memiliki klorofil. Jamur hidup secara heterotrof dengan menguraikan bahan-bahan
organik yang ada di lingkungannya. Misalnya hidup secara saprofit artinya hidup
dari penguraian sampah-sampah organik (seperti bangkai, sisi tumbuhan, makanan,
kayu lapuk) menjadi bahan-bahan organik. Jamur dapat pula hidup sebagai parasit
dengan mendapatkan bahan organik dari inangnya (kulit manusia, binatang dan
tumbuhan). Selain itu ada pula jamur yang hidup secar simbiotik yakni hidup
bersama-sama dengan organisme lain agar dapat saling menguntungkan (simbiosis
mutualisme) seperti jamur yang hidup bersama ganggang membentuk lumut kerak.
Jamur
tidak berklorofil, dinding sel jamur mengandung kitin. Kitin adalah polisakaria
yang terdapat pada kulit kepiting dan udang-udangan (jika dipanaskan berubah
warna menjadi kemerahan).jamur multiselule terbentuk dari rangkaian sel yang
membentuk benang seperti kapas yang disebut hifa. Dilihat dari mikroskop hifa
ada yang bersekat-sekat melintang. Tiap-tiap sekat mempunyai satu sel denagn
satu inti atau bebrpa inti sel. Da pula hifa yng tidak bersekat melintang dan mengnadung
benyak inti. Kumpulan hifa membentuk jaringn benang yang disebut miselium.
Jamur berkembangbiak dengan dengan
spora dan umunya secara seksual ataupun aseksual. Semula jamur dianggap sebagai
tumbuhan. Klasifikasi yang memasuki fungi kedalam dunia karena beralasan karena
keasaman dalam hidupnya, habitat hidupnya pada umumnya di tanah. Fungi yang
mengahsilkan tubuh buah seperti hal pertumbuhan lumut.
Klasifikasi jamur Oncom (Neurospora sitophila )Klasifikasi
Kingdom :
Fungi
Divisio :
Ascomycota
Ordo : Sordariales
Familia : Sordariaceae
Genus : Neurospora
Spesies : Neurospora
sitophila
Karakteristik:
·
Koloni kebanyakan berwarna kuning
·
Bentuknya sperti neuron/ sel saraf
·
Termasuk pada kelompok kapang (berbentuk
filamen)
·
Hifa bersekat
·
Membenuk askus dan menghasilkan askospora
V.
Kesimpulan
Setelah melakukan
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa
1. Sifat jamur oncom adalah jamur yang dimanfaatkan dalam pembuatan oncom yang
termasuk pada kelompok kapang dan koloninya berwarana kuning.
2. Untuk mengisolasi biakan murni dari jamur sangat sederhana caranya, jika
jamur itu bersumber dari udara cawan petri yang mengandung mendia TA dibuka
selama satu jam. Sedangkan jamur yang berasal dari makanan dihaluskan terlebih
dahulu sebelum dimasukan ke media TA.
3. Koloni jamur oncom memiliki khas tersendiri, jamurnya berwarna orens atau
kuning dan menghasilkan bau yang tak sedap.
VI.
Daftar
Pustaka
Pelczar,
M.J.Jr, and E. Chan.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit UI Press. Jakarta.
Campbell.2003.Biologi
jilid 2. Erlangga:Jakarta
No comments:
Post a Comment